SEJARAH PERTUMBUHAN ULUMUL QUR'AN
Bab I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Pada zaman dahulu pada masa Nabi dan sahabat – sahabat
Nabi itu sebagai orang Arab murni mempunyai keistimewaan arabiah yang tinggi
dan kelebihan – kelebihan lain yang sempurna. Mereka mempunyai kekuatan
menghafal yang sangat hebat, otak yang cerdas, daya tangkap yang tajam terhadap
keterangan dan dalam segala bentuk rangkaian atau susunan kalimat. Karena itu,
sahabat tidak memerlukan pembukuan Ulumul Qur’an. Hal ini jauh berbeda dengan
zaman sekarang yang selalu mebutuhkan semua cabang ilmu dari Ulumul Qur’an.
Oleh karena keadaan yang seperti dulu pada abad I H itu
menyampaikannya Islam dan ajaran – ajarannya, Al - Qur’an dan ilmu – ilmunya
itu dilaksanakan dengan cara pengajaran lisan, bukan dengan tulisan /
pembukuan. Adapun setelah itu barulah muncul yang namanya istilah Ulumul Qur’an
- RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Sejarah Pertumbuhan Ulumul Qur’an ?
2.
Kapan
lahirnya istilah Ulumul Qur’an ?
Bab II
PEMBAHASAN
A.
Ulumul Qur'an pada Masa
Nabi dan sahabat
Pada masa Nabi dan pemerintahan Abu Bakar
dan Umar, ilmu – ilmu Al-Qur'an belum
dibukukan, karena umat Islam belum memerlukannya. Sebab umat islam pada waktu itu adalah sahabat Nabi
yang sebagian besar terdiri dari bangsa Arab asli ( suku Quraisy dan sebagainya ), sehingga
mereka mampu memahami Al – Qur'an dengan baik, karena bahasa Al-Qur'an
adalah bahasa mereka sendiri dan
mereka mengetahui sebab – sebab turunnya ayat – ayat Al-Qur'an.[1]
B. Perintis dasar Ulumul Qur'an.
a) Perintis dasar ulumul Qur'an.
Pada
masa pemerintahan Utsman, ketika bangsa Arab mulai mengadakan kontrak
pergaulan rapat dengan bangsa non-Arab mulai terlihatnya ada perselisihan
dikalangan ummat Islam, terutama mengenai pembacaan AI-Qur'an.
Khalifah Utsman mengambil tindakan penyeragaman al-Qur'an dan untuk
menjaga persatuan umat Islam. Khalifah Utsman pun memerintahkan kepada para sahabat dan umat Islam supaya
berpegang kepada Mushaf al-qur'an yang telah diseragamkan itu,lalu mushaf itu
digandakan dan disebarkan ke berbagai kota besar, dan satu mushhaf disimpan
khalifah sebagai Mushaf al-imam.
Tindakan utsman ini merupakan
peletakan baru pertama bagi berkembang dan tumbuhnya ilmu yang kemudian dinamai
ilmu rasmil Qur’an atau ilmu rasmil utsmany.[2]
Kemudian datanglah
pemerintahan Ali bin Abi thalib. Beliau memeperhatikan
orang – orang asing yang suka menodai kemurnian bahasa arab. Sebab, beliau sering mendengarkan sesuatu
yang menimbulkan kerusakan bahasa arab.
Beliau khawatirkan tejadi kerusakan bahasa Arab itu. Karena itu, beliau memerintahkan Abdul Aswad Ad-Duali untuk
membuat sebagian kaidah – kaidah guna memelihara kemurnian bahasa arab sebagai
bahasa Al-Qur'an dari permainan dan
kerusakan orang – orang yang jahil. Abu Aswad menulis pedoman – pedoman
serta aturan – aturan dalam bahasa Arab.[3]
Dengan,
demikian khalifah Ali bin Abi Thalib telah meletakkan dasar pertama terhadap ilmu, yang sekarang terkenal
dengan nama Ilmu Nahwu atau Ilmu
I'rabil Qur'an. Setelah Ali maka habislah masa Khulafaur Rasyidin dan datanglah masa pemerintahan Bani Umayah.
Dalam masa ini, cita – cita para sahabat
dan tabi'in besar ditujukan untuk menyebar luaskan Ulumul Qur'an dengan riwayat dan pengajaran langsung, tidak dengan tulisan dan
pembukuan.[4]
Selain Utsman dan Ali,
masih terdapat banyak ulama yang diakui sebagai perintis bagi kelahiran ilmu
yang kemudian dinamai ilmu Tafsir, Ilmu Asbabun Nuzul, Ilmu Makkiwal Madani,
Ilmu Nasikh wal Mansukh, dan Ilmu Garibul Qur'an.[5]
Adapun
tokoh – tokoh yang meletakkan batu pertama untuk lahirnya ilmu – ilmu Al-Qur'an tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dari kalangan sahabat: khalifah empat, ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud,
Zaid bin Tsabit, Ubay bin ka'ab, Abu Musa Al-Asy'ari, dan ibnu al-Zubair
2) Dari kalangan Tabi'in: Mujahid, Atha' bin Abi Rabah, Ikrimah Maula Ibnu
Abbas, Qatadah, Al-Hasan Al-Bashri, Said bin Zuber dan Zaid bin Aslam.
3) Dari kalangan tabi' al- tabi'in : Malik bin Anas.
b) Pembukuan Tafsir Al-Qur'an.
Setelah dirintis dasar –
dasar Ulumul Qur'an sate persatu seperti penjelasan tersebut, kemudian datangalah masa pembukuan cabang – cabang Ulumul Qur'an. Pertama kali adalah pembukuan Tafsir Al-Qur'an.
Sebab, Tafsir Al-Qur'an itu dianggap
sebagai induk dari ilmu – ilmu Al-Qur'an lainnya. Orang pertama yang mengarang tafsir
adalah Syu'bah bin Hajjaj( wafat 160 H), Sufyan bin Uyainah ( Wafat 198 H ),
dan Waki' bin Jarrah ( wafat 197 H ). Mereka termasuk ulama abad ke-II. Tafsir yang mereka tulis itu berupa
koleksi pendapat –pendapat sahabat dan tabi'in yang kebanyakan belum
dicetak, sehingga tidak sampai
pada generasi sekarang. Kemudian muncul Ibnu jarir Ath-thabari yang mengarang
kitab Tafsir Ath-Thabari yang bernama Jaami'ul Bayaan fi
Tafsiiril Qur'an. Tafsir Ath-Thabari itu merupakan kitab tafsir yang
paling besar dengan memakai metode muqaraun
( kompetitif ). Sebab, beliau adalah orang pertama yang menafsirkan ayat – ayat
Al-Qur'an dengan mengemukakan pendapat – pendapat para ulama, dan membanding
pendapat sebagian mereka dengan pendapat sebagian yang lain. [6]
Dari perkembangan kitab – kitab tafsir, sejak
dimulai usaha penyusunan tafsir-tafsir al-Qur'an sejak pemulaan abad II H
sampai sekarang. Kita dapat mengetahui bahwa disamping ada ulama – ulama yang
menafsirkan al-Qur'an dengan pola tafsir riwayah atau bi al-manqul, ada yang menafsirkannya dengan pola tafsir
dirayah atau bi al-ra 'yil bi al-Maqul[7]
C) Perkembangan cabang – cabang ulumul Qur’an yang
lainnya.
Pada abad III H selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama
mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Qur'an yaitu
Ø
Ali bin Al-Madini ( wafat 234 H)
menyusun Ilmu Asbabun NuzuL
Ø
Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam menyusun
Ilmu Nasikh wal Mansukh dan Ilmu Qiraat.
Ø
Muhammad bin
Ayyub Al-Dhirris (wafat 294 H) menyusun Ilmu Makki wal Madani.
Ø
Muhammad bin
Khlaf Al-Marzuban ( wafat 309 H ) menyusun kitab, Al-Hawifi Ulumil Quran (2 7juz). [8]
Sedang pada abad
IV H, ada lima ulama yang giat mengarang Ulumul Qur'an dan menyusun kitab - kitabnya
yaitu Abu Bakar As – Sijistani ( 330 H ) mengarang
kitab: ilmu Gharibil Qur'an, Abu bakar bin Qasim Al-Ambari ( 328 H ) menyusun kitab: 'ajaibu 'ulumil Qur'ani, Abu
Hasan Al-Asy'ari ( 324 H ) menulis
kitab : Al-Muhtazan fi Ulumil Qur'ani, Abu Muhammad bin Ali AlKarakhi (
360 H )menulis kitab: Naktul Qur'ani Ad-Dallatu 'Alai Bayani Fi Anwaa'd 'Nuumi wal Ahkami, Muhammad bin Ali Al-Adwafi ( 388 H ) mengarang
kitab: Al-Istighnau Fi ‘ulumil Qur'ani yang terdiri dari 20jilid.[9]
Pada abad
V mulai disusun ilmu I'rabil Qur'an dalam satu kitab. Disamping itu,
penulisan kitab – kitab, dalam Ulumul Qur'an masih terus dilakukan
oleh Ulama pada masa ini. Adapun ulama, yang bejasa dalam pengembangan umul
Qur’an pada abad V antara lain adalah
§ Ali bin Ibrahim bin Sa'id Al Khufl( wafat 430 H) selain mempelopori penyusunan Ilmu
Frabil Qur'an, beliau juga menyusun kitab Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an.
§ Abu 'Amr Al-Dani ( wafat 444 H) menyusun kitab Al-Taisir Fil Qiroatis Sab’I dan kitab
Al-Muhkam Fi al-Nuqoti [10].
Pada abad VI H di samping
banyak ulama yang melanjutkan pengembangan `ulum al-Qur'an juga terdapat ulama yg mulai
menyusun ilmu mubhahamat Al-Qur'an diantaranya:
Ø
Abul
Qasim Abdurrahman Al-Suhaily lebih dikenal dengan al-Suhaily ( wafat 581 H) Menyusun kitab tentang Mubhamat al-Qur'an (
menjelaskan maksud lafadz – lafadz
al-Qur'an yang mubham tidak jelas apa atau siapa yang dimaksud ).
Ø Ibn Al-Jauzi ( wafat 597 H) menyusun kitab yang berjudul Funun
alAfnan Fi 'Ajaib Al-Qur'an dan kitab al-Mujtaba Fi 'Hum tata'allaqu bi
al-Qur'an. [11]
Pada abad VII H, ilmu –
ilmu al-Qur'an terus berkembang dengan mulai tersusunya ilmu Majaz AI-Qur'an dan Ilmu
Qira'at AI-Qur'an. Diantara ulama abad VII yang besar andilnya terhadap ilmu
– ilmu Al-Qur'an antara lain
Ø 'Allamuddin al-Sakhawy ( wafat 643 H) menyusun Ilmu Qira'at dalam kitabnya berjudul Jamal
al-Qurra' wa kama-1 al-Iqra'.
Ø Abu
Syamah ( wafat 655 H) menyusun kitab al-Mursyid al-Wajiz fi maYata ‘allaqu bi al-Qur’an.
Ø Ibnu abd al-salam terkenal dengan nama al-Izz ( wafat 660 H) mempelopori penulisan ilmu. Majaz al-Qur'an dalam satu
kitab.[12]
Pada
abad VIII H, muncul beberapa ulama yg menyusun ilmu-ilmu baru tentang al-qur'an,dan di abad ini penulis kitab-kitab tentang
'ulum al Qur'an masih bejalan terus.
Di antara mereka ialah;
Ø Ibnu Abil ishba' menyusun ilmu Badai'
al-qur'an , suatu ilmu yg membahas
macam – macam badi' ( keindahan bahasa ) dalam Al-Qur'an.
Ø Ibn al Qayyim ( wafat 752 H) menyusun ilmu Aqsam al-Qur'an, suatu ilmu yang membahas tentang sumpah – sumpah
yang ada dalam Al-Qur'an.
Ø Najmuddin al-Thufy ( wafat 716 H) menyusun ilmu Hujaj al-Qur'an, suatu ilmu yang membahas tentang bukti – bukti / dalil – dali ( argumentasi – argumentasi ) yang dipergunakan
al-Qur'an dalam menetapkan suatu hukum.
Ø Abu al-Hasan al-Mawardy, menyusun ilmu Amtsal al-Qur'an suatu ilmu yang membahas tentang perumpamaan –
perumpamaan yang ada dalam Al-Qur'an.
Ø Badr al-Din al-Zarkasyi ( wafat 794 H) menyusun kitab al-Burhan fi `Num al-Quran (4 jilid ), diterbitkan oleh
Muhammad Abul Fadhl Ibrahim.[13]
Pada abad IX dan
permulaan abad X H, makin banyak karangan – karangan yang ditulis oleh ulama tentang
ilmu – ilmu AI-Qur'an dan pada masa ini
perkembangan Ulumul Qur'an mencapai
kesempumaan. Diantaranya ulama
1) Jalaluddin Al-Bulqini ( wafat 824H
) menyusun. kitab Mawaqi'ul Ulum
Mim Mawaqiin Nujum. Al-Bulqini ini dipandang oleh AsSuyuti sebagai Ulama yang
mempelopori penyusunan kitab Ulumul
Qur'an yang lengkap, sebab didalamnya telah disusun sejumlah 50 macam ilmu Al-Qur'an.
2) Muhammad bin sulaiman Al-Kafiyaji (wafat 879 H) menyusun kitab AI-Taisir Fi Qawaidit Tafsir.
3)
As-suyuti (wafat 911 H) menyusun kitab Al-Tahbir Fi Ulum alTafsir. Penyusunan ini selesai pada tahun 872 H dan merupakan kitab tentang Ulumul Qur'an
yang paling lengkap karena memuat 102 macam ilmu – ilmu Al-Qur'an. Namun, imam AsSuyuti
belum puas atas karya ilmiahnya yang hebat itu. Kemudian ia menyusun kitab Al-itqan
Fi Ulumul Qur'an ( 2 juz) yang membahas tentang 80 macam ilmu – ilmu Al-Qur'an secara sistematis dan padat isinya. Kitab AI-Itqam
ini belum ada yang menandingi mutunya dan kitab ini diakui sebagai kitab
standar dalam mata pelajaran Ulumul Qur'an. Setelah As-Suyuti wafat pada
tahun 911 H. Perkembangan ilmu – ilmu Al-Qur'an seolah – olah
telah mencapai puncaknya dan berhenti dengan berhentinya kegiatan ulama dalam pengembangan ilmu – ilmu Al-Qur'an dan keadaan semacam itu bejalan
sejak wafatnya AsSuyuti sampai akhir
Abad XIII H.[14]
Setelah
memasuki abad XIV H ini, maka bangkit kembali perhatiaan. Ulama menyusun kitab – kitab yang membahas Al-Qur'an dari segi dan
macam Ilmu Al-Qur'an. Diantaranya mereka adalah
1)
Thahir
Al-Jazariri menyusun. kitab AI-Tibyan
Fi Ulumul Quran yang selesai pada tahun 1335 H.
2)
Jamaludin Al-Qaim ( wafat 1332 H)
mengarang kitab Mahasinut Takwil.
3)
Muhammad Abduh Adzim AI-Zarqani
menyusun kitab Manahilul Irfan Fi Ulumil Quran (2jilid).
4)
Muhammad Ali
Salamah mengarang kitab Manhajul Furqan Fi Ulumil Quran.
5)
Thanthawi
Jaurhari mengarang kitab Al- Jawahir Fi Tafisir AlQuran dan kitab Al-Quran Wal
Ulumul Ashriyah.
6)
Muhammad Shadiq Al-Rafi'I menyusun
kitab Ijazul Quran.
7)
Mushafa
Al-Maragi menyusun risalah tentang " boleh menerjemahkan
Al-Qur'an dan risalah ini mendapatkan tanggapan dari pars ulama
yang pada umumnya menyetujui pendapat Musthafa Shabri seorang Ulama
besar dari turki yang mengarang kitab, dengan judul " Risalah Tarjamatil Quran
".
8)
Sayyid Qutub mengarang kitab Al-
Tashmil Fanni Fil Quran dan kitab Fi Dzilalil Quran.
9)
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha
mengarang kitab Tafsir Quranul Hakim. Kitab ini selain Menafsirkan
Al-Qur'an secara Ilmiah juga membahas Ulumul Quran.
10) Dr.
Muhammad Abdullah Darraz, seoarang Guru Besar al-Azhar University yang
diperbantukan diperancis, mengarang kitab AlNaba'AI-Adzim, nadzaratun
jadidah Fil Quran.
11) Malik bin Nabiy mengarang kitab, Al-Dzahiratul
Qur'aniyah kitab ini membicarakan masalah wahyu dengan pembahasan yang sangat
berharga.
12) Dr.Shubi
AL-Shalih, mengarang kitab Mabahits Fi Ulmil Qur’an.
13) Muhammad Al-Mubarak, Dekan Fakultas Syari'ah Universitas Syria mengarang kitab AI-Manhalul
Khalid.[15]
C. Lahirnya
Istilah Ulumul Qur'an yang Mudawwan.
Mengenai kapan istilah Ulumul Qur'an yang Mudawwan
atau yang telah sistematis, ada pendapat para ulama diantaranya adalah sebagai
berikut:
a.
Dr. Shubhi Ash-Shalif dalam bukunya Mabaahits Fi
'Ulumil Qur'an mengatakan , istilah Ulumul Qur'an sudah ada mulai
abad III H. sebab, paling lambat pada
akhir abad ke-III H itu sudah ada kitab yang
berjudul Al-Hawi Fi'Ulumil Qur'an yang ditulis imam Ibnu Marzubah. Yang jelas, dalam buku itu sudah
menggunakan istilah Ulumul Qur'an sehingga sudah barang tentu telah
lahir pula istilah Ulumul Qur'an tersebut.
b.
Syekh Abdul 'Adhim Az-Zarqani dalam kitabnya Manaahilul
`irfan mengatakan, bahwa Ulumul Qur'an itu sudah ada sejak abad ke-V H. sebab, pada abad ke-V H itu. Sudah ada kitab yang berjudul
Al-Burhan Fi 'Ulumil Qur'an yang terdiri dari 30 juz,
c.
Jumhur Ulama dan para ahli sejarah Ulumul Qur'an
berpendirian istilah Ulumul
Qur'an yang Mudawwan itu pada abad ke-VII H, Sebab, baru pada abad ke-VII H mulai ada kitab yang
memakai istilah Ulumul
Qur'an yaitu kitab Fununul Afnan Fi ‘Ulumil Qur'an dan
kitab Al-Mujtaba Fi ‘Ulumin Tata 'allaqu Bil Qur'an yang ditulis oleh Abul Faraj Ibnul Jauzi ( wafat 597 H ).Dengan demikian istilah ulumul Qur'an itu tersiar luas
pada sejak awal abad ke
–VII H karena kitab – kitab tersebut sudah menyebar dan banyak yang dibaca.
d.
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-shidiqi dalam bukunya Syarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, menerangkan bahwa menurut hasil penelitian sejarah, ternyata Imam Al-Khafiji adalah orang yang pertama kali membukukan Ulumul Qur'an. Karena
setelah itu, Istilah Ulumul Qur'an
itu baru ada sejak abad ke-VII H. Sebab, pada abad
itulah baru ada buku Ulumul Qur'an yang ditulis dan dibukukan orang, sehingga
barulah lahir istilah Ulumul Qur'an itu.[16]
Adapun mengenai kapan mulai
lahirnya istilah Ulumul Qur'an, maka dijelaskan
bahwa istilah Ulumul Qur'an itu sudah ada. sejak abad ke III H, dengan adanya
kitab Al-Hawwi Fi 'Ulumil Qur'an karya imam Ibnu Marzuban, yang diteruskan
pada abad ke-V H dengan adanya kitab Al-Burhan Fi 'ulimuil Qur'an karya Ali Al-Khufi. Kemudian dikembangkan pada
abad ke –VII H dengan adanya kitab Fununul Afnan Fi Tflumil
Qur'an tulisan Ibnu Jauzi dan
dilengkapi pada abad ke-VIII H oleh Syekh Badruddin
Az-Zarkasyi dengan karyanya AlBurhan Fi Tflumil Qur'an. Selanjutnya,
Ulumul Qur'an itu disempurnakan Imam As-Suyuti dalam kitab Al-Itqan
Fi 'Numil Qur'an pada abad ke-IX
H Dn abad ke-X H. [17]
Tetapi kalau masalahnya dalah kapan lahirnya
istilah Ulumul Qur'an yang Mudawwan ( Ulumul Qur'an yang sistematis, Ilmiah,
dan integrative) maka, hal itu
sebetulnya baru ada abad ke-VU H sesuai dengan pendapat jumhur Ulama, sebagaimana
penjelasan diatas. Sebab, istilah – istilah Ulumul Qur'an yang terdapat
pada kitab-kitab pada abad ke-III H dan Ke-V H itu barulah Ulumul Qur'an
Idhafi yang masih berdiri sendiri – sendiri , belum sistematis, belum ilmiah atau belum Mudawwan.[18]
Hal itu sesuai dengan pernyataan Imam Ash-suyuti
dalam Mukhadimah kitabnya Al-Itqan, bahwa Ulumul Qur'an itu dimulai ditangannya dan disempurnakan
jugs ditangannya. Dan, hal itu sesuai pula denagn penjelasan Abdul 'Adhim Az-Zarqani dalam kitab Manahilul Irfan, bahwa sepeninggalan
imam As-Suyuti tidak ada orang yang mengikuti jejaknya ( dalam menulis dan membukukan Ulumul Qur'an yang Mudawwan).
Sebagaimana sebelumnuya jugs belum pernah ada
orang yang memperhatikan Ulumul Qur'an sepenuh hati seperti dia seperti.[19]
D.
Perkembangan Ulumul Qur'an pada Zaman Modern.
Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa
setelah wafatnya Imam As-Suyuti tahun 911 H maka terhentilah gerakan penulisan
Ulumul Qur'an dan pertumbuhannya
sampai abad ke-XIV. Sebab, pada abad ke-XVI H atau abad modern itu bangkit kembali kegiatan penulisan Ulumul Qur'an dan
perkembangan kitab- kitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ularna yng
mengarang Ulumul Qur'an dan menulis kitab-kitabnya, baik
tafsir maupun macam – macam kitab
Ulumul Qur'an.
Diantaranya para ulama yang menulis Tafsir/
Ulumul Qur'an pada abad modern ini
sebagai berikut:
n Ad-Dahlawi: Al-Fauzul
Kabir Fi Ushuld Tafsir
n Thahir Al-Jazairi: At-Tibyan
fi Uumil Qur'an.
n Abu Daqiqah : Ulumul
Qur'an.
n M.Ali Salamah : Minhaajul
Furqan Fi Tgumil Qur'an.
n Muhammad Bahits : Nuzulul
Qur'an `ala Sabati Ahrufin[20].
Bab III
PENUTUP
- Kesimpulan
1.
Pada masa
Nabi dan pemerintahan Abu Bakar dan Umar, ilmu – ilmu Al-Qur’an belum
dibukukan.
2.
Khalifah
Ustman mengambil tindakan penyeragaman Al-Qur’an dan untuk menjaga persatuan
umat Islam.
3.
Khalifah
Ali bin Abi Thalib telah meletakkan dasar pertama terhadap ilmu, yang sekarang
terkenal dengan nama Ilmu Nahwu atau Ilmu I’rabil Qur’an.
4.
Mulai
lahir istilah Ulumul Qur’an itu sudah ada sejak abad ke III H, dengan adanya
kitab Al-Hawwi Fi ‘Ulumil Qur’an yang diteruskan pada abad ke-V H dengan adanya
kitab Al-Burhan Fi ‘Ulimuil Qur’an dan pada abad ke – VII H dengan kitab
Fununul Afnan Fi ‘Ulumil Qur’an dan pada bad ke – VIII H oleh Syekh Badruddin
Az-Zarkasyi dengan karya Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur’an.
5.
Lahirnya
Istilah Ulumul Qur’an yang Mudawwan (Ulumul Qur’an yang sistematis, ilmiah dan
integrative ) maka, ada abad ke – VII H istilah – istilah Ulumul Qru’an yang
terdapat pada kitab – kitab pada abad ke – III H dan Ke – V H.
|
DAFTAR PUSTAKA
Jalal, Abdul, Ulumul
Qur’an, Surabaya: Dunia ilmu, 2009.
Nor Ichwan, mohammad, Study
Ilmu – Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Rasail Media Group, 2008.
Syadali, Ahmad dan Ahmad
Rafi’I, Buku I Ulumul Qur’an, Bandung: CV Pustika Setia, 1997.
[1]
Ahmad Ayadili, dan Ahmad Rfi’I, Buku I ulumul Qur’an (Bandung: CV PUSTIKA
Setia, 1997), 23.
[2]
Muammad Nor Ichwan, Study lmu – ilmu Al-Qur’an (Semarang: Rasail Media Group, 28), 6.
[3] Abdul
Jalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dnia Ilmu, 2009), 29.
[4]
Ibid, 30.
[5]
Muammad Nor Ichwan, Study lmu – ilmu Al-Qur’an (Semarang: Rasail Media Group, 28),7.
[6]
Abdul Jalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dnia Ilmu, 2009),8.
[7] Mmuhammad
nur ichwan, study ilmu Al-Quran(Semarang:Rasail Media Grup 2008),8
[8] Amad
Syadali Berhan dan Ahmad Rafii,buku ! Ulumul Quran (Bandung:CV Pustika Setia,1997),25.
[9] Abdul
Jalal,Ulumul Quran(Surabaya:Dunia Ilmu 2008),32.
[10] Amad
Syadali Berhan dan Ahmad Rafii,buku ! Ulumul Quran (Bandung:CV Pustika Setia,1997),26
[11] Muhammad
Nor Ikhwan,Studi Ilmu-ilmu Al-Quran (Semarang:Rasail media Grup,2008),9.
[12] Ibid,10
[13] Ibid,1
[14] Ahmad
Syadali dan Ahmad Rafii,Buku 1 Uumul Quran(Bandung :CV Pustika
Setia,1997),28-29.
[15] Ibid,29-30
[16] Abdul
Jalal,Ulumul Quran(Surbaya:Dunia Ilmu,2009),39-40
[18] Ibid,41
[19] Ibid,41
[20] Ibid,42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar